siar.id, Jakarta – Setiap awal bulan, Pertamina biasanya melakukan penyesuaian harga BBM nonsubsidi. Di sisi lain, sejauh ini harga minyak mentah dunia sudah mulai turun yaitu di bawah kisaran US$ 100 per barel.
Dan apakah harga BBM non-subsidi di bulan Maret bakal mengalami penyesuaian harga?
Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting menerangkan untuk jenis BBM umum yang tidak disubsidi seperti Pertamax dan kawan-kawannya kemungkinan akan mengalami penyesuaian di awal bulan Maret. Bisa naik ataupun turun harganya. Hanya saja hingga saat ini Irto belum mau menerangkan apakah BBM umum akan turun atau naik di awal Maret.
“Penyesuaian itu bisa naik atau turun melihat juga harga minyak mentahnya, melihat MOPS-nya, dan kita lihat gimana supply & demand, begitu juga kurs dolar-nya seperti apa. Nah itu yang mempengaruhi perubahan apakah naik ataukah turun,” jelas Irto ditemui di Hotel St Regis, Jakarta Selatan, pada Selasa (28/2/2023).
“Soal naik apa turunnya, kita tunggu saja nanti di awal Maret,” imbuhnya.
Meskipun hingga saat ini harga minyak mentah masih rendah di sekitar US$ 70-80 per barel, Irto masih enggan bicara apakah BBM umum akan naik atau turun di bulan Maret.
“Memang sekitar US$ 70-80, ya kita lihat saja nanti,” tambah Irto.
Sejauh ini, harga Pertalite yang disubsidi masih di harga Rp 10.000 per liter, sementara solar subsidi di harga Rp 6.800 per liter.
Sementara itu untuk BBM umum, khusus bagi wilayah Jakarta saja, daftar harga terkininya sebagai berikut:
- Pertamax Turbo Rp 14.850
- Pertamax Rp 12.800
- Dexlite Rp 16.150
- Pertamina Dex Rp 16.850
Irto melanjutkan sejauh ini pihaknya masih belum mendapatkan arahan untuk menaikkan atau menurunkan harga BBM subsidi. Misalnya, solar dab juga Pertalite.
Pasalnya, harga BBM subsidi ditentukan langsung oleh pemerintah. Irto menegaskan hingga saat ini tidak ada rencana penyesuaian harga BBM subsidi.
“Kalau yang jelas untuk harga BBM subsidi baik Pertalite ataupun solar itu tidak ada perubahan sampai saat ini karena itu akan ditentukan oleh regulator. Hingga saat ini tidak ada arahan untuk perubahan. Masyarakat harusnya tidak khawatir terhadap harga BBM subsidi,” jelas Irto.
