Sekjen PBB Sebut Invasi Rusia adalah Penghinaan

Ilustrasi Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB di New York City, AS.(TIMOTHY A CLARY/AFP/GETTY IMAGES via DW INDONESIA)
Ilustrasi Sidang Majelis Umum PBB di Markas PBB di New York City, AS.(TIMOTHY A CLARY/AFP/GETTY IMAGES via DW INDONESIA)

siar.id, New York City – Kecaman Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres atas invasi Rusia yang disampaikan saat berpidato di Sidang Umum PBB pada hari Rabu (22/2/2023). Dalam sidang tersebut, Kyiv menuntut sebuah resolusi untuk perdamaian abadi di Ukraina.

Saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB pada hari Rabu, Sekjen PBB Antonio Guterres mengutuk keras invasi Rusia ke Ukraina. Tidak hanya menggambarkan terkait invasi tersebut sebagai penghinaan terhadap hati nurani kolektif, Guterres mengatakan bahwa invasi tersebut adalah pelanggaran terhadap piagam PBB dan hukum internasional.

“Seperti yang saya ungkapkan sejak hari pertama, serangan Rusia ke Ukraina menentang prinsip dan nilai dari sistem multilateral kita,” ungkapnya. Guterres juga menyinggung tentang kemungkinan terjadinya penggunaan senjata nuklir oleh Rusia.

“Kami telah mendengar adanya ancaman implisit terkait penggunaan senjata nuklir. Apa yang disebut dengan penggunaan senjata nuklir taktis sama sekali tidak bisa diterima. Sekarang adalah waktu yang tepat untuk mundur dari tindakan tersebut,” tambahnya.

Pidato Guterres yang disampaikan menjelang pemungutan suara atas resolusi yang didukung Kyiv terkait seruan perdamaian abadi dan adil di Ukraina. Draf resolusi tersebut menegaskan kembali bahwa komitmen PBB atas kedaulatan, persatuan, kemerdekaan dan integritas wilayah Ukraina. Draf resolusi itu juga menuntut Rusia untuk sepenuhnya, segera, dan tanpa syarat menarik semua pasukan militernya dari wilayah Ukraina.

Pos terkait