Sudah Booster, Ini Gejala COVID-19 Varian Kraken

Ilustrasi Omicron subvarian XBB 1.5 yang dijuluki sebagai Kraken.(SHUTTERSTOCK/Pete Hansen)
Ilustrasi Omicron subvarian XBB 1.5 yang dijuluki sebagai Kraken.(SHUTTERSTOCK/Pete Hansen)

siar.id, Jakarta – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia melaporkan adanya penambahan kasus baru COVID-19 dengan infeksi subvarian bernama Kraken atau XBB.1.5 sebanyak empat kasus. Kini total Indonesia telah mencatat enam pasien yang terinfeksi varian Kraken.

Jubir Kemenkes RI, dr Mohammad Syahril, melaporkan kasus pertama Kraken merupakan wanita berusia 46 tahun dan sudah menerima vaksinasi booster Sinovac. Diketahui, pasien tersebut sempat menjalani isolasi mandiri dan hanya menunjukkan gejala ringan, dan sudah dinyatakan sembuh.

“Kemudian ada pasien seorang wanita juga berusia 22 tahun, status vaksinasinya juga sudah melakukan vaksin booster bahkan lebih dari 6 bulan, gejalanya ringan tanpa komorbid. Saat ini sudah selesai menjalani isolasi mandiri dan sudah dinyatakan sembuh,” ujar Syahril dalam konferensi pers terkait informasi Update Perkembangan COVID-19 di Indonesia, Senin (20/2/2023).

Pasien ketiga dan keempat diketahui adalah pria berusia 47 tahun dan wanita 37 tahun. Keduanya saat ini masih dalam proses pemeriksaan.

Menurut Syahril, kondisi kasus COVID-19 yang ada di Indonesia masih terpantau terkenali meski varian Kraken ditemukan sudah masuk Indonesia pada Desember lalu. Mengingat, kini terdapat beberapa negara yang melaporkan lonjakan kasus akibat varian Kraken.

“Kenaikan kasus subvarian Kraken ini tidak terlalu terlihat signifikan. Sekitar satu dua, bahkan hanya enam. Tidak seperti halnya lonjakan pada kasus Omicron sebelumnya,” ujarnya.

Meski saat ini status masih terkendali dan pemerintah sudah mencabut PPKM pada akhir Desember 2022, Syahril juga menekankan bahwa pandemi COVID-19 belum berakhir.

“Meskipun kita sudah mencabut PPKM, bukan berarti juga mencabut status darurat atau status pandemi. Kita tetap menghimbau kepada seluruh warga untuk tetap waspada, berhati-hati, karena COVID-19 kemungkinan dengan subvarian baru masih ada dan salah satu pencegahannya adalah melalui protokol kesehatan,” katanya.

Syahril menghimbau pentingnya memenuhi vaksinasi booster pertama dan kedua dalam rangka upaya menekan dan pengendalian COVID-19. Mengacu pada data, lingkup vaksinasi COVID-19 di Indonesia dosis lengkap saat ini sudah mencapai angka 64% dari seluruh populasi. Pemerintah menargetkan minimal 70%.

“Tentu saja sangat dibutuhkan percepatan cakupan vaksinasi dosis kedua secara total maupun dosis lanjut usia untuk mencapai minimal 70% masyarakat menerima vaksinasi,” ungkap Syahril.

Selain vaksinasi, kesadaran dalam menjaga protokol kesehatan juga menjadi hal yang tidak kalah penting dalam rangka memutus rantai penyebaran.

“Kesadaran untuk tetap menerapkan prokes harus terus digalakan, terutama memakai masker. Bagi masyarakat yang kotak erat atau merasakan gejala, segera melakukan tes,” imbau Syahril.

Untuk masyarakat yang dinyatakan positif, Syahril menghimbau untuk melakukan isolasi mandiri agar benar-benar dapat memutus rantai penularan COVID-19.

Pos terkait